Senin, 31 Januari 2011

Karakter dan Latar Belakang Harry Potter

Harry James Potter (lahir 31 Juli 1980) adalah seorang karakter penyihir fiktif yang merupakan protagonisHarry Potter dan Batu Bertuah diedarkan pada 1997, dengan latar belakang cerita yang terjadi pada tahun 1991. dalam serial novel fantasi dan sihir oleh J.K. Rowling dan film yang berdasarkan novel ini. Novel pertamanya,

Harry Potter adalah penyihir berdarah-campuran, ibunya Lily Evans adalah kelahiran muggle dan ayahnya James Potter adalah penyihir berdarah-murni, kedua orang tuanya telah meninggal karena dibunuh oleh Lord Voldemort ketika Harry masih bayi. Sejak saat kejadian itu, ia tinggal bersama Keluarga Dursley, yang tidak lain adalah keluarga kakak ibunya, Petunia Evans, suaminya Vernon Dursley dan Anaknya yang bernama Dudley Dursley. 




Tentang Penciptaan Harry Potter

Ide tentang Harry Potter pertama kali tercetus dalam pikiran J. K. Rowling ketika menaiki kereta api dari Manchester ke London pada tahun 1990. Pada waktu itu, dia baru saja bercerai dan mengambil inisiatif untuk menjadikan Harry Potter sebagai inspirasi hidupnya. Dia menghabiskan waktu di dalam perjalanannya itu dengan memikirkan plot yang lengkap tentang ceritanya itu. Di situs webnya, Rowling menceritakan pengalamannya itu:
Saya telah menulis hampir tanpa jeda sejak umur enam tapi sebelumnya saya tidak pernah merasa begitu bergairah akan suatu gagasan. Saya hanya duduk dan berpikir, selama empat jam (menunggu keterlambatan kereta api), dan semua detel bermunculan di otak saya, dan anak laki-laki ceking berambut hitam dan berkaca mata yang tidak menyadari bahwa ia adalah seorang penyihir menjadi semakin lama semakin nyata bagi saya.
Pada tahun 1995, buku pertama berjudul Harry Potter and Philosopher's Stone (diterjemahkan dalam bahasa Indonesia sebagai Harry Potter dan Batu Bertuah) selesai dibuat dan naskahnya dikirimkan ke beberapa agen. Agen kedua yang dicobanya, Christopher Little, menawari untuk mewakilinya dan mengirimkan naskah itu ke Bloomsbury. Setelah delapan penerbit lainnya menolak Philosopher's Stone, Bloomsbury menawarkan uang muka £3.000 untuk menerbitkannya.
Walaupun Rowling menyatakan bahwa ia tidak memiliki target khusus mengenai umur pembacanya ketika ia mulai menulis buku-buku Harry Potter, penerbitnya pada permulaannya telah menetapkan target pembacanya antara umur sembilan hingga sebelas. Pada malam sebelum penerbitan, Joanne Rowling diminta oleh penerbitnya untuk menggunakan nama samaran yang lebih netral-jender, supaya dapat menarik anak laki-laki dalam jangkauan umur tersebut, karena mereka khawatir bahwa anak laki-laki tidak akan tertarik membaca novel yang mereka ketahui ditulis oleh seorang wanita. Ia memilih untuk menggunakan nama J. K. Rowling (Joanne Kathleen Rowling), mengambil nama neneknya sebagai nama keduanya, karena ia tidak memiliki nama tengah.
Buku pertama Harry Potter diterbitkan di Britania Raya oleh Bloomsbury pada Juli 1997. Di Amerika Serikat Scholastic pada September 1998, di mana Rowling menerima $105.000 untuk hak penerbitan Amerika Serikat — sebuah nilai yang tidak biasa bagi sebuah buku anak-anak yang dikarang oleh pengarang yang tidak dikenal (pada saat itu). Khawatir bahwa para pembaca di Amerika tidak mengerti kata "philosoper" atau tidak menganggapnya sebagai tema magis (karena "Philosoper's Stone" atau batu filsufalkimia), Scholastic bersikeras untuk mengganti nama buku itu menjadi Harry Potter and the Sorcerer's Stone untuk pasar Amerika. buku ini diterbitkan oleh adalah kata dalam bidang
Selama hampir satu dasawarsa, Harry Potter telah mengalami kesuksesan besar, tidak hanya karena resensi yang positif dan strategi pemasaran penerbit Rowling, tetapi juga karena pembicaraan dari mulut ke mulut di antara para penggemarnya, terutama di antara para remaja laki-laki. Kalangan remaja laki-laki ini menjadi penting, karena selama bertahun-tahun kalangan ini semakin tidak tertarik dengan bacaan yang dianggap ketinggalan zaman ketimbang video game dan internet. Penerbit Rowling berhasil menangkap kegairahan di kalangan remaja laki-laki ini dan segera merilis keempat buku pertama berturut-turut secara cepat, sehingga kegairahan mereka tidak sempat meredup ketika Rowling bermaksud untuk istirahat menulis di antara rilis Harry Potter dan Piala Api dan Harry Potter dan Orde Phoenix, dan dengan segera terbentuklah grup pembaca yang loyal. Seri ini juga mendapatkan para penggemar dewasa, dengan diterbitkannya dua edisi untuk setiap buku Harry Potter (di Kanada dan Britania Raya, tapi tidak di Amerika Serikat). Keduanya memiliki naskah yang sama persis, tetapi dengan sampul yang berbeda, untuk masing-masing edisi anak-anak dan dewasa.

 

Harry Potter

Harry Potter merupakan salah satu seri novel fantasi karya J. K. Rowling dari Inggris mengenai seorang anak laki-laki bernama Harry Potter. Sejak rilis pertama novel ini, Harry Potter dan Batu Bertuah pada tahun 1997 di Inggris, buku ini telah mendapatkan ketenaran dan kesuksesan secara komersial di seluruh dunia, diangkat menjadi film, video game, dan beragam merchandise.

Latar belakang kisah ini kebanyakan berada di Sekolah Sihir Hogwarts dan berpusat pada pertarungan Harry Potter melawan penyihir jahat Lord Voldemort, yang menggunakan Ilmu Hitam untuk membunuh orang tua Harry.

Kesemua tujuh buku yang direncanakan Rowling dalam seri novel ini telah diterbitkan. Buku keenam, Harry Potter dan Pangeran Berdarah-Campuran versi asli bahasa Inggris diterbitkan pada 16 Juli 2005, sementara buku ketujuh, Harry Potter dan Relikui Kematian diluncurkan di seluruh dunia pada 21 Juli 2007 (versi terjemahan bahasa Indonesia diterbitkan pada tanggal 13 Januari 2008). Enam buku pertama dalam seri novel ini secara keseluruhan telah terjual lebih dari 325 juta kopi, dan telah diterjemahkan ke lebih dari 63 bahasa.
Atas kesuksesan novel-novelnya ini, Rowling telah menjadi penulis terkaya sepanjang sejarah kesusasteraan. Versi-versi asli dalam bahasa Inggris diterbitkan oleh penerbit Bloomsbury di Inggris Raya, Scholastic Press di Amerika Serikat, Allen & Unwin di Australia, dan Raincoast Books di Kanada. Versi bahasa Indonesia diterbitkan oleh Gramedia Pustaka Utama.
Lima buku pertama telah diangkat menjadi film layar lebar oleh Warner Bros. dan mendulang kesuksesan besar. Film kelima, Harry Potter and the Order of the Phoenix, mulai diambil gambarnya pada Februari 2006, dan dirilis pada 11 Juli 2007 di Amerika Serikat. Film keenam, Harry Potter and Half Blood Prince, dirilis pada 15 Juli 2009.

Jumat, 28 Januari 2011

Konflik Antara Remaja dan Orangtua

Konflik antara remaja dan orangtua memang sangat lumrah terjadi. Dibandingkan fase kehidupan lain, fase remaja adalah masa yang paling sering terjadi konflik dengan orangtua. Mengapa begitu? 
 
1.    Perkembangan Remaja
Faktor utama adalah karena masa remaja adalah masa dimana seorang anak mengalami perkembangan fisik, pemikiran dan dalam kehidupan sosial mereka. Perkembangan ini membuat remaja menjadi individu dengan karakteristik khusus, berbeda dengan sewaktu mereka masih kanak-kanak.
 
Perkembangan yang berperan paling besar terhadap munculnya konflik adalah perubahan dalam aspek kognitif atau cara berpikir mereka. Anak remaja sudah mulai masuk di fase dimana mereka mulai menyadari bahwa mereka sudah bisa berargumentasi, mereka tidak selalu harus setuju dengan perkataan orangtua. Mereka kritis terhadap pemikiran orangtua mereka. Mereka sudah mulai melihat bahwa orangtua juga memiliki kelemahan dan bisa salah. Mereka juga mulai sadar bahwa mereka sudah mampu membuat suatu keputusan. Dengan kemampuan mereka yang baru mereka rasakan ini, remaja sudah mulai mempertanyakan dan meminta penjelasan atas tuntutan-tuntutan orangtua mereka.
 
Selain itu, remaja adalah masa peralihan dari masa kanak-kanak ke dewasa. Dari anak-anak yang merasa bergantung kepada orang tua mereka, remaja secara perlahan berubah menjadi orang dewasa yang independen, yang bebas. Mereka ingin menunjukkan bahwa mereka bisa melakukan segala sesuatu sendiri. Remaja ingin diperlakukan seperti orang dewasa.
 
Namun, seperti halnya anak yang baru bisa jalan, segala kemampuan tersebut belum mereka kuasai sepenuhnya. Mereka sering salah dalam dalam berargumen atau salah dalam membuat keputusan. Orangtua yang melihat ini bermaksud membantu dengan menasihati, memarahi atau bahkan membuat keputusan untuk remajanya. Tetapi remaja melihat ini sebagai bentuk ketidakpercayaan orangtua terhadap mereka. Maka konflik pun terjadi.
 
2.    Krisis otoritas pada orangtua
Hal lain yang berpengaruh terhadap konflik antara remaja dan orangtua adalah kecenderungan orangtua yang sulit melepas otoritas mereka terhadap anak. Hal ini adalah hal yang lumrah, karena orangtua terbiasa dengan anaknya yang bergantung sepenuhnya dengan mereka. Padahal anak mereka butuh untuk kebebasan dalam berpendapat dan membuat keputusan. Akibatnya konflik pun terjadi.
 
3.    Perubahan Norma sosial
Jaman sudah berubah. Orangtua dan anak remajanya hidup dalam jaman berbeda. Orangtua masih hidup dalam norma hasil didikan orangtua mereka, sedangkan remaja hidup dalam norma yang berbeda. Di Indonesia, orangtua mengharapkan anak untuk selalu patuh dan nurut. Tetapi anak remaja sekarang menginginkan kebebasan dan kemandirian. Orangtua dan remaja, masing-masing merasa bahwa norma yang mereka anutlah yang benar, akibatnya konflik pun terjadi.
 
4.    Perbedaan Kepribadian remaja dan orangtua
Pada dasarnya, “sifat” orangtua dan anak remaja itu berbeda. Orangtua cenderung berhati-hati, realisti dan memegang erat norma yang mereka anut. Sedangkan remaja cenderung berani, memiliki jiwa berpetualang, optimis, idealis dan lebih fleksibel dalam menerima norma baru. Sifat yang bertolak belakang ini tentunya berkontribusi dalam munculnya konflik diantara kedua pihak.

Kamis, 27 Januari 2011

Berteman Saja

Seringkali kumelihat
Kau curi-curi pandang ke arah diriku
Menggodaku, bikin ku malu
Titip salam lewat semua teman-temanku

Kau bilang kau suka padaku
Aku hargai itu

Kita masih sangat muda belum waktunya
Sekolah saja dulu raih cita-cita
Urusan pacaran tak usah sekarang
Kita berteman saja
 
Kita masih sangat muda
Sekolah raih cita-cita
Urusan pacaran tak usah sekarang
Kita berteman saja